Ingat "CERITA DI MUSIM KAWIN (Bag 2)" ?
Ini lanjutan ceritanya…
Pada cerita yang lalu, si Pejantan 1 bersimpuh di hadapan si betina untuk memohon memohon cinta si betina. Namun, entah mengapa si betina tidak mengindahkan lagu-lagu cinta yang dinyanyikan si Pejantan 1. Si betina berkata, “Aku tidak bisa menjawab cintamu sekarang. Jika kau benar-benar mencintaiku, tentunya kau akan setia untuk menungguku…”. Mendengar perkataan si betina, Pejantan 1 pun meninggalkan si betina dengan sedikit perasaan kecewa dan putus asa. Namun, jauh di lubuk hati Pejantan 1, dia akan tetap setia menunggu untuk mendapatkan jawaban cinta si betina.
Setelah hampir dua bulan menunggu, tepatnya tanggal 14 Februari ini (hari valentine), si betina pun memanggil pejantan 1. Si betina bermaksud untuk menerima cinta Pejantan 1 dan ingin memberitahukannya kepada Pejantan 1 di hari yang spesial ini. Dari kejauhan, samar-samar terdengar suara panggilan si betina oleh pejantan 1. Pejantan 1 pun paham kalau si betina memanggilnya untuk menjawab cintanya. Maka, bergegaslah Pejantan 1 untuk menemui si betina. Tanpa disadari, ternyata suara panggilan si betina terdengar pula oleh Pejantan 2. Pejantan 2 pun tak mau melewatkan moment ini. Tanpa sepengetahuan Pejantan 1, Pejantan 2 pun mengikuti pejantan 1 untuk menemui si betina.
Sampai di pertengahan jalan, tak disangka seekor ular python sedang kelaparan dan mencari mangsa. Tiba-tiba musibah pun menimpa Pejantan 1. Tanpa pikir panjang, ular itu pun langsung menyambar Pejantan 1. Pejantan 1 berusaha melawan dari cengkraman dan belitan si ular python yang cukup besar itu, dengan panjang sekitar 2 meter lebih. Mendengar suara gaduh dan teriakan si Pejantan 1 yang sibuk melawan ular python besar, si betina pun merasa khawatir. Si betina pun bergegas mencari sumber suara gaduh tersebut, dan dia pun berhasil menemukan sumber suara tersebut. Si betina terkejut melihat Pejantan 1 yang sudah berada dalam belitan ular besar itu. Si Pejantan 2 yang juga ikut menyaksikan peristiwa itu, tak kuasa membantu Pejantan 1. Si betina dan Pejantan 2 hanya bisa terdiam membisu melihat kejadian yang mengenaskan itu. Tak berapa lama teriakan keras Pejantan 1 yang berada dalam belitan ular pun mulai melemah dan akhirnya hilang seiring dengan dimulainya aksi si ular yang berusaha menelan tubuh Pejantan 1 bulat-bulat. Di akhir hayatnya, Pejantan 1 sempat berpesan kepada Pejantan 2 agar Pejantan 2 bersedia untuk menjaga si betina jika ia telah tiada. Dia juga berpesan kepada si betina agar menerima Pejantan 2 kembali dan hidup bahagia selamanya. Mendengar perkataan Pejantan 1 itu pun, keduanya (Pejantan 2 dan si betina) berjanji akan memenuhi permintaan terakhir Pejantan 1.
Saat tubuh Pejantan 1 hampir semuanya masuk ke dalam mulut si ular, tiba-tiba ada warga (manusia) sekitar yang tak sengaja melintas dan melihat kejadian itu. Warga tersebut pun bergegas mencari bantuan kepada warga lain untuk menangkap ular tersebut. Saat bantuan datang, ular itu sudah menelan habis tubuh Pejantan 1. Warga berpikir, ini akan mempermudah mereka untuk menangkap si ular karena ular tersebut dalam kondisi kekenyanyan dan tak dapat banyak bergerak. Saat hendak ditangkap, si ular tiba-tiba memuntahkan isi perutnya sehingga keluarlah tubuh Pejantan 1 yang sudah kaku tak bernyawa. Di antara sekian banyak warga, ternyata salah satunya adalah tuan (pemilik) Pejantan 1 itu sendiri. Dia pun menangis melihat kucingnya yang sudah kaku tak bernyawa ini. Akhirnya dia bersama warga yang lain pun berusaha menangkap ular besar yang telah menelan kucingnya itu. Setelah beberapa menit, warga pun berhasil menangkap ular itu dan menjualnya, kemudian uang hasil penjualan ular digunakan untuk kepentingan warga bersama.
Setelah urusan ular selesai, sang pemilik Peajantan 1 pun menguburkan kucingnya di belakang rumahnya. Si betina dan Pejantan 2 pun ikut mengantarkan jasad Pejantan 1 ke peristirahatan terakhirnya. Setelah mendoakan Pejantan 1, si betina dan Pejantan 2 pun perlahan-lahan meninggalkan tempat peristirahatan terakhir Pejantan 1.
Sejak peristiwa itu, mereka pun tak sekali-kali melupakan Pejantan 1 dan tetap mengingatnya. Kadang, mereka berkunjung ke makam Pejantan 1 untuk mendoakan Pejantan 1.
Pejantan 2 dan si betina pun hidup bahagia selamanya.
T A M A T
====================================================================================
Kisah ini ditulis berdasarkan kisah nyata dengan ditambah bumbu-bumbu penyedap untuk mempercantik alur cerita.
====================================================================================
Ini lanjutan ceritanya…
Pada cerita yang lalu, si Pejantan 1 bersimpuh di hadapan si betina untuk memohon memohon cinta si betina. Namun, entah mengapa si betina tidak mengindahkan lagu-lagu cinta yang dinyanyikan si Pejantan 1. Si betina berkata, “Aku tidak bisa menjawab cintamu sekarang. Jika kau benar-benar mencintaiku, tentunya kau akan setia untuk menungguku…”. Mendengar perkataan si betina, Pejantan 1 pun meninggalkan si betina dengan sedikit perasaan kecewa dan putus asa. Namun, jauh di lubuk hati Pejantan 1, dia akan tetap setia menunggu untuk mendapatkan jawaban cinta si betina.
Setelah hampir dua bulan menunggu, tepatnya tanggal 14 Februari ini (hari valentine), si betina pun memanggil pejantan 1. Si betina bermaksud untuk menerima cinta Pejantan 1 dan ingin memberitahukannya kepada Pejantan 1 di hari yang spesial ini. Dari kejauhan, samar-samar terdengar suara panggilan si betina oleh pejantan 1. Pejantan 1 pun paham kalau si betina memanggilnya untuk menjawab cintanya. Maka, bergegaslah Pejantan 1 untuk menemui si betina. Tanpa disadari, ternyata suara panggilan si betina terdengar pula oleh Pejantan 2. Pejantan 2 pun tak mau melewatkan moment ini. Tanpa sepengetahuan Pejantan 1, Pejantan 2 pun mengikuti pejantan 1 untuk menemui si betina.
Sampai di pertengahan jalan, tak disangka seekor ular python sedang kelaparan dan mencari mangsa. Tiba-tiba musibah pun menimpa Pejantan 1. Tanpa pikir panjang, ular itu pun langsung menyambar Pejantan 1. Pejantan 1 berusaha melawan dari cengkraman dan belitan si ular python yang cukup besar itu, dengan panjang sekitar 2 meter lebih. Mendengar suara gaduh dan teriakan si Pejantan 1 yang sibuk melawan ular python besar, si betina pun merasa khawatir. Si betina pun bergegas mencari sumber suara gaduh tersebut, dan dia pun berhasil menemukan sumber suara tersebut. Si betina terkejut melihat Pejantan 1 yang sudah berada dalam belitan ular besar itu. Si Pejantan 2 yang juga ikut menyaksikan peristiwa itu, tak kuasa membantu Pejantan 1. Si betina dan Pejantan 2 hanya bisa terdiam membisu melihat kejadian yang mengenaskan itu. Tak berapa lama teriakan keras Pejantan 1 yang berada dalam belitan ular pun mulai melemah dan akhirnya hilang seiring dengan dimulainya aksi si ular yang berusaha menelan tubuh Pejantan 1 bulat-bulat. Di akhir hayatnya, Pejantan 1 sempat berpesan kepada Pejantan 2 agar Pejantan 2 bersedia untuk menjaga si betina jika ia telah tiada. Dia juga berpesan kepada si betina agar menerima Pejantan 2 kembali dan hidup bahagia selamanya. Mendengar perkataan Pejantan 1 itu pun, keduanya (Pejantan 2 dan si betina) berjanji akan memenuhi permintaan terakhir Pejantan 1.
Saat tubuh Pejantan 1 hampir semuanya masuk ke dalam mulut si ular, tiba-tiba ada warga (manusia) sekitar yang tak sengaja melintas dan melihat kejadian itu. Warga tersebut pun bergegas mencari bantuan kepada warga lain untuk menangkap ular tersebut. Saat bantuan datang, ular itu sudah menelan habis tubuh Pejantan 1. Warga berpikir, ini akan mempermudah mereka untuk menangkap si ular karena ular tersebut dalam kondisi kekenyanyan dan tak dapat banyak bergerak. Saat hendak ditangkap, si ular tiba-tiba memuntahkan isi perutnya sehingga keluarlah tubuh Pejantan 1 yang sudah kaku tak bernyawa. Di antara sekian banyak warga, ternyata salah satunya adalah tuan (pemilik) Pejantan 1 itu sendiri. Dia pun menangis melihat kucingnya yang sudah kaku tak bernyawa ini. Akhirnya dia bersama warga yang lain pun berusaha menangkap ular besar yang telah menelan kucingnya itu. Setelah beberapa menit, warga pun berhasil menangkap ular itu dan menjualnya, kemudian uang hasil penjualan ular digunakan untuk kepentingan warga bersama.
Setelah urusan ular selesai, sang pemilik Peajantan 1 pun menguburkan kucingnya di belakang rumahnya. Si betina dan Pejantan 2 pun ikut mengantarkan jasad Pejantan 1 ke peristirahatan terakhirnya. Setelah mendoakan Pejantan 1, si betina dan Pejantan 2 pun perlahan-lahan meninggalkan tempat peristirahatan terakhir Pejantan 1.
Sejak peristiwa itu, mereka pun tak sekali-kali melupakan Pejantan 1 dan tetap mengingatnya. Kadang, mereka berkunjung ke makam Pejantan 1 untuk mendoakan Pejantan 1.
Pejantan 2 dan si betina pun hidup bahagia selamanya.
T A M A T
====================================================================================
Kisah ini ditulis berdasarkan kisah nyata dengan ditambah bumbu-bumbu penyedap untuk mempercantik alur cerita.
====================================================================================
0 komentar:
Posting Komentar